Monday, September 3, 2012

EMBRIOGENESIS PADA PINUS (Pinus mercusii)

EMBRIOGENESIS PADA PINUS
Rila Sidika Shofiana
Biologi- UM 
Pinus merupakan anggota Coniferales yang paling terkenal, karena peranannya yang cukup besar terutama untuk diambil kayunya. Kayu- kayu dari pohon Pinus ini banyak manfaatnya untuk manusia. Pada Pinus terdapat alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dalam satu pohon. Alat perkembangniakan berupa conus, yaitu kumpulan dari sporofil yang susunannya lebih rapat. Penyerbukan dibantu oleh angin, serbuk sari diterbangkan oleh angin hingga mencapai mikropil.
Setelah terjadi penyerbukan (benang sari menempel pada mikropil) dan terjadi fertilisasi maka akan terbentuk zigot. Selanjutnya zigot ini akan membelah terus menerus hingga tebentuk embrio. Di sinilah proses embryogenesis dimulai. Perkembangan embrio atau embriogenesis pada Pinus terjadi setelah
sel telur pada makrospora dibuahi oleh sel spermapada mikrosperma. Kemungkinan pada tahap ini banyak terdapat kesamaan dengan tumbuhan berpembuluh lainnya. Tetapi setelah terjadi proses pembuahan akan muncul banyak perbedaan yaitu pada tumbuhan berpembuluh lain (selain Pinus) sel telur yang telah dibuahi atau oospora akan membelah menjadi beberapa sel sedangkan pada Gymnospermae oospora akan membesar dan akan mengalami pembelahan inti bebas. Pada Pinus dihasilkan empat buah inti bebas.
Setelah pembelahan ini bebas selesai, maka dinding sel akan mulai terbentuk dan oospora akan berubah menjadi selular yang dikenal dengan proembrio. Menurut Tritrosoemo (1986) Proembrio terdiri dari enam belas sel, tersusun dalam empat deret yang masing-masing mengandung empat sel. Struktur ini terletak pada bagian ujung telur di sebelah yang berlawanan dengan leher arkegonium. Sel-sel embrio yang tepat berada di bawah puncak lalu memanjang sampai menjadi beberapa kali lebih besar daripada ukuran semula. Selain itu juga akan terbentuk suspensor. Pemanjangan suspensor akhirnya akan menjadi berkelok-kelok seperti sinusoide. Suspensor akan mendorong embrio yang belum matang menuju terbentuk akibat adanya kerja dari enzim-enzim. Sel-sel ujung proembrio akan membelah diri dan masing-masing sel akan berkembang menjadi embrio. Embrio Pinus antara lain pucuk lembaga (plumula), kotiledon, hipokotil, dan akar lembaga ( radikula ).
Ujung embrio mengarah ke dalam menjauhi kutup mikropil dari gametofit. Karena itu perkembangan embrio pada Gymnospermae adalah secara endoskopik dengan suspensor. (Moertolo, 2004)
Selama perkembabgan embrio, peristiwa poliembrioni bias saja terjadi karena di dalam bakal buah terdapat lebih dari satu arkegonium, tetapi pada akhirnya hanya ada sebuah embrio yang tumbuh sempurna, karena sisanya tersisihkan dan lenyap akibat persaingan yang terjadi di dalam gametofit betina ( Tjitrosoemo, 1986 ). Tipe poliembrio yang terjadi pada Pinus adalah poliembrioni belahan. Hal ini dikarenakan ada satu zigot yang membentuk empat embrio namun nantinya hanya ada satu embrio yang mampu bertahan. Antar enbrio ini ada suatu persaingan agar mampu bertahan dan dapat mencapai gametofit betina.

No comments:

Post a Comment