Thursday, September 6, 2012

PENYEBARAN FAUNA DI INDONESIA


Penyebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan letak Indonesia, yaitu di antara kawasan Oriental (Benua Asia) di sebelah barat dan kawasan Australia (Benua Australia) di sebelah timur. Namun demikian, karena Indonesia terdiri dari deretan pulau yang sangat berdekatan maka migrasi fauna antarpulau memberi peluang bercampurnya unsur dari dua kelompok kawasan tersebut. Percampuran ini mengaburkan batas antara kawasan Oriental dan kawasan Australia.
 
Garis Wallace
Kekhasan hewan-hewan di wilayah lndonesia barat dan timur ini diamati oleh Alfred Russell Wallace, seorang ahli zoologi berkebangsaan Inggris, saat mengunjungi Pulau Bali dan Lombok. Perbedaan yang kontras mengenai adanya pembagian hewan di antara dua pulau terlihat pada Pulau Bali dan Lombok. Kedua pulau tersebut bersebelahan cukup dekat. Di Bali dapat dijumpai burung pematuk hewan, burung pematuk buah dan burung pematuk kayu. Saat melewati Lombok jenis-jenis burung ini tidak dapat dijumpai lagi.

Di Lombok yang melimpah justru burung kakatua, burung penghisap madu dan brush-turkey (kelompok kalkun). Burung-burung yang dijumpai di Lombok tidak dapat dijumpai di Bali atau pulau-pulau di daerah barat. Selat yang memisahkan Bali dan Lombok hanya berjarak sekitar 24 kilometer sehingga hanya dengan perbedaan dua jam saja bisa dilihat salah satu perbedaan yang sangat kontras di bumi.
Wallace membuat garis pemisah abstrak yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke utara hingga melewati Selat Sulawesi dan Filipina Selatan. Garis ini disebut garis Wallace. Garis Wallace merupakan garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat dengan bagian tengah. 

Garis Weber
Kekhasan hewan-hewan di wilayah Indonesia juga diamati oleh Weber, seorang ahli zoologi berkebangsaan Jerman. Garis Weber juga mengamati hal yang sama seperti yang diamati oleh Wallace, yaitu mengenai kekhasan hewan-hewan di Indonesia bagian barat dan timur. Namun, Weber memuat garis pemisah astrak yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara hingga Kepulauan Aru. Garis ini disebut garis Weber.
Garis Weber merupakan garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian timur dan tengah. Menurut Weber, Pulau Sulawesi merupakan pulau peralihan dengan hewan-hewan peralihan antara wilayah Oriental dan wilayah Australia.
Berdasarkan garis pemisah fauna Wallace dan Weber, negara kita dibagi atas tiga wilayah fauna, yaitu fauna tipe Asiatis (untuk Indonesia bagian barat), fauna peralihan (Australia-Asiatik), dan fauna tipe Australis (untuk Indonesia bagian timur). 

Fauna tipe Asiatis
Fauna tipe Asiatis mencakup fauna di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan bali (bagian barat). Karakteristik fauna di wilayah ini yaitu banyak terdapat jenis hewan menyusui yang berukuran besar serta berbagai macam kera dan ikan air tawar. Di wilayah ini jarang ditemukan jenis burung yang berwarna. Contoh jenis fauna yang ditemukan adalah monyet proboscis, orang utan, badak bercula satu, beruang matahari, babi hutan, bebek pohon, urung heron, gajah dan burung merak.
Fauna tipe peralihan (Australia-Asiatik)
Fauna tipe peralihan (Australia-Asiatik) mencakup fauna di wilayah Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara (bagian tengah). Karakteristik fauna di wilayah ini adalah adanya jenis hewan yang mirip dengan tipe Asia atau tipe Australia. Contoh jenis fauna yang ditemui di wilayah ini antara lain babirusa, beruang, kuskus, anoa, kuskus kerdil, dan komodo.
Fauna tipe Australia
Fauna tipe Australia mencakup fauna di wilayah Papua dan Kepulauan Aru (bagian timur). Karakteristik fauna di wilayah ini adalah banyak terdapat jenis hewan menyusui yang berukuran kecil dan jenis hewan berkantung, tidak ada jenis kera, sedikit jenis ikan tawar dan banyak jenis burung berwarna.
Contoh jenis fauna yang ditemui di wilayah ini antara lain kanguru pohon, kuskus bertutul, walabi, landak pemakan semut, burung cendrawasih, burung kasuari, burung pelican Australia, burung betet, burung merpati bermahkota, dan burung kakatua.

No comments:

Post a Comment